Selasa, 23 Agustus 2011

ALAT-ALAT KESEHATAN YANG TERKAIT DENGAN FISIKA

NAMA : PUSPITA SARI
TUGAS : FSISIKA KESEHATAN
NIM : P10.752
AKADEMI KEBIDANAN PELITA IBU KENDARI

KAJIAN TEORI
A. ULTRASONOGRAFI (USG)
1. Definisi USG
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.

2. Kegunaan USG
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis kandungan (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan.
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
• Kardiologi
• Endokrinologi
• Gastroenterologi
• Ginekologi;
• Obstetrik;
• Ophthalmologi;
• Urologi
• Intravascular ultrasound
• Contrast enhanced ultrasound
Manfaat USG pada obstetric yaitu :
Pada kehamilan trimester 1 :
 Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
 Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat bawaan .
 Meyakinkan adanya kehamilan .
 Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda, misalnya kehamilan ektopik.
 Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
 Menentukan lokasi janin, didalam kandungan atau diluar rahim.
 Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
 Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.

Pada kehamilan trimester II & III :
 Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan terlalu cepat disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
 Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
 Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur. Pertumbuhan janin normal atau tidak.
 Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktifitasnya, gerak nafas, banyaknya cairan amnion, dsb.
 Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum persalinan.

3. Sop Ultrasonografi (USG)
1. Persiapan Infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Risiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan.

2. Persiapan alat
• Pesawat USG
• Tranduser
• Printer dan film thermal
• Jelly
• Kertas tissue
• Mesin USG diletakkan disebelah kanan tempat tidur pasien.

3. Persiapan pasien
• Untuk pemeriksaan abdomen atas pasien diharuskan puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaan agar saat pemeriksaan organ tidak tertumpuk dengan feces.
• Untuk pemeriksaan abdomen bawah kasus-kasus obgyn pasien diharuskan minum banyak dan menahan kencing agar vesica urinaria penuh dan akan mendesak massa usus keluar dari rongga pelvis dan mengubah kedudukan uterus kedalam posisi aksial sehingga akan mempermudah pemeriksaan organ genitalia interna.

4. Persiapan pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.

Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada kemudian berikan penjelesan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik yang akan dilakukan.

5. Pelaksanaan
• Informed consent
• Cuci tangan dan gunakan hanscoen DTT
• Pesawat USG dinyalakan
• Pasien disuruh berbaring telentang
• Dilakukan pendataan pada pasien pada monitor
• Lepas pakaian pasien.
• Organ yang akan di USG diberi jelly dan sken juga diberi jelly.
• Lakukan tindakan pemeriksaan (melakukan Scanning/pengambilan gambar) dengan cara transduser dipegang oleh tangan yang terdekat dengan tubuh pasien.
• Letakkan transduser pada abdomen untuk menemukan obyek.
• Setelah obyek ditemukan kemudian tekan tombol FREEZE.
• Lakukan pengukuran obyek dengan menekan tombol TRACK BALL/CLIPPER dan beri keterangan label.
• Setelah itu organ abdomen didokumentasikan (dicetak di film polaroid).
• Pemeriksaan selesai, beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai.
• Rapikan pasien, bersihkan Probe dan rapikan alat.
• Cuci tangan.

B. SUCTION PUMP
1. Definisi Suction Pump
Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Suction pump adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak berguna atau partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul. Hampir semua ruang operasi pada Rumah Sakit menggunakan Suction Pump, maka alat tersebut harus mempunyai keakuratan yang tinggi. Kenyataan sekarang ini pada saat melakukan operasi bedah, daya hisap Suction Pump ini sering tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga bisa jadi salah satu penghambat, dalam proses operasi. Oleh karena itu kalibrasi terhadap Suction Pump sangat diperlukan supaya hasil keluaran dari alat tersebut mempunyai keakurasian yang baik. Untuk mengetahui kelayakan Suction Pump, dapat dilakukan dengan menganalisa hasil kalibrasi yang akan mendapat nilai ketidakpastian dan nilai koreks. Dari perhitungan tersebut di dapatkan nilai koreksi -1,8 mmHg sampai dengan 1,2 mmHg. dengan kesalahan relatif 0.0% sampai dengan 4,2% (Kesalahan maksimal yang diijinkan + 10 % sesuai dengan ECRI No. 433-0595) sehingga masih layak digunakan alat tersebur. Dari perhitungan diharapkan rumah sakit menggunakan Suction pump yang mempunyai resolusi alat yang lebih kecil. Agar perhitungan ketidakpastian semakin kecil.
Nama lain dari Suction Pump adalah:
- Vacum regulator
- Suction contrrollers
- Slym zuiger
- Alat hisap
2. Komponen alat
- Motor
- Botol penampung cairan
- Selang
- Suction regulator
- Manometer
- Over Flow Protection / Pelampung (pengaman cairan lebih)
- Foot switch
3. Prinsip Kerja
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja pada satu tegangan, yaitu tegangan 110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz, maka ketika pemilihan motor dilakukan itu harus sesuai dengan besarnya tegangan yang ada yang didalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor yang memiliki fungsi sebagai starting capasitor.
Penghisap pada bagian ini ada 2 jenis, yaitu:
1) Jenis Centrifugal Rotary yaitu penghisap terdiri dari: beberapa kipas (pisau) yang berada dalam rumah penghisap dan dihubungkan dengan motor (bagian yang berputar pada elektromotor). Pada rumah penghisap bagiaan luar terdapat dua katup (lubang hisap dan lubang tiup) serta lubang pembuangan oli. Oli merupakan pelumas dan pendingin pafa bagian kipas. Manometer yaitu alar yang digunakan untuk mengetahui samapai seberapa kuat penghisap bekerja. Skala 0-800 mmHg
2) Jenis membran terdiri dari: Stang kedudukan, karet membran kedudukan katup, katup hisap dan katup tekan, tutup/rumah penghisap yang mempunyai katup/lubang hisap dan lubang tekan.
Kekuatan daya hisapnya dikontrol dengan menggunakan regulator, ini biasanya diatur saat ssuction kita pakai untuk kondisi hisapan yang berbedaa-beda, ketika cairan terlalu kental maka regulator kita atur dengan kemampuan hisap yang lebih besar sedang untuk kondisi cairan yang lebih encer maka sebaliknya.
Botol vacum, fungsi dari botol vacum adalah untuk memberikan kevakuman udara pada saat digunakan. Pada alat ada yang dapat berfungsi hanya dengan satu buah botol, tetapi akan lebih baik jika menggunakan dua botol, padaa botol akan dilengkapi dengan tutup botol dan disan terdapat dua lubang. Selain itu asesoris lain yang digunakan adalah suction / slang untuk vacum yang besarnya disesuaikan dengan lubang proft daan panjangnya disesuaaikan antara jarak penghisap daan botol.
Suction pump banyak digunakan pada kegiatan operasi di ruang bedah, yaitu untuk menghisap darah yang keluar dari pasien, sedangkan diruang perawatan untuk menghisap lendir dalam mulut dan tenggorokan.
Hal yang perlu diperhatikan:
- Tegangan
- Daya hisap maksimum
- Pembacaan meter
- Botol penampung
- Over Flow Protection
- Seal penutup botol
- Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
C. RONTGEN

1. Sejarah Sinar – X
Wilhelm Conrad Röntgen (27 Maret 1845 – 10 Februari 1923) ialah fisikawan Jerman yang merupakan penerima pertama Penghargaan Nobel dalam Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuannya pada sinar-X, yang menandai dimulainya zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran diagnostik.
Rontgen belajar di ETH Zurich dan kemudian menjadi guru besar fisika di Universitas Strasbourg (1876-79), Giessen (1879-88), Wurzburg (1888-1900), dan Munich (1900-20). Penelitiannya juga termasuk karya pada elastisitas, gerak pipa rambut pada fluida, panas gas tertentu, konduksi panas pada kristal, penyerapan panas oleh gas, dan piezoelektrisitas.
Pada tahun 1895, saat mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dalam tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode), Rontgen mengamati bahwa potongan barium platinosianida yang berdekatan melepaskan sinar saat tabung itu dioperasikan. Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding gelas tabung, beberapa radiasi yang tak diketahui terbentuk yang melintasi ruangan, menembus bahan kimia, dan menyebabkan fluoresensi. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini.
Ia menemukan bahwa itu mempengaruhi plat fotografi, dan, sejak tidak secara nyata menunjukkan beberapa sifat cahaya, seperti refleksi atau refraksi, secara salah ia berpikir bahwa sinar itu tak berhubungan pada cahaya. Dalam pandangan pada sifat tak pasti itu, ia menyebut fenomena radiasi X, walau juga dikenal sebagai radiasi Rontgen. Ia mengambil fotografi sinar-X pertama, dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya.
2. Definisi Sinar X
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari suatu tabung rontgen.
3. Kegunaan Sinar-X
Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.
• Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.
• Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini dikenal sebagai radioterapi.

Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan untuk :
• Mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau bahagian-bahagian dalam mesin dan enjin.
• Menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi.
• Memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
• Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom dalam suatu bahan hablur.
4. Prinsip kerja X-Ray
Kebanyakan diagram tabung sinar-x memperlihatkan sinar-x sebagai bentukan pola segitiga yang teratur seperti yang dihasilkan pada tititk fokus. Hal ini memberikan tujuan yang baik dalam hal penekanan tentang kerja radiasi sinar-x diluar tabung. Tetapi radiasi sebenarnya tidak seperti itu. Sebenarnya, sinar-x itu seperti cahaya tampak yang dalam.
Penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-x. Karena alasan tersebut maka tabung sinar-x ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi sinar-x, hanya sinar-x yang berguna yang dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-x yang berguna tadi disebut sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah garisnya ini disebut central ray.

Diperlukan pembangkitan tegangan yang tinggi di dalam tabung sinar-x agar dapat dihasilkan berkas sinar-x. Rangkaian listriknya dirancang sedemikian rupa sehingga kV-nya dapat diubah dalam rentang yang besar -biasanya 30 kV sampai 100 kV- atau lebih. Bila kV yang lebih rendah digunakan, maka sinar-x memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan lebih mudah diserap sehingga disebut sebagai soft x-ray. Harus dipahami bahwa berkas sinar-x itu terdiri dari sinar dengan panjang gelombang yang berbeda. Radiasi yang dihasilkan pada rentang kV yang lebih tinggi akan memiliki energi yang lebih besar dan panjang gelombang yang lebih pendek.
5. Penahan Radiasi
Paparan sinar–X sedapat mungkin dibatasi dengan pajanan (exposure) radiasi timbal atau timah hitam, sehingga sinar–X tersebut tidak menyebar kemana-mana. Rancangan penahan radiasi sebaiknya dilakukan dengan cara mengukur langsung sehingga yakin tidak ada laju dosis yang melebihi ambang batas yang telah ditentukan, dan tidak hanya berdasarkan perhitungan saja.
Untuk sumber radiasi sangat tinggi dan pada jarak 1 meter dari sumber tersebut mempunyai laju dosis lebih dari 10 mSv per menit, maka perlu titik pengendalian yang terletak di luar dinding penahan sumber radiasi, sehingga pada titik pengendalian tersebut laju dosisnya tidak melebihi 2 mSv per jam.
6. Rancangan Dinding Ruang Sinar–X.
Tebal dinding beton atau timbal penahan utama (primary barrier) untuk beberapa sumber radiasi. Untuk sinar–X keperluan diagnostik di Rumah Sakit atau PUSKESMAS, memerlukan minimum timbal setebal 2 mm atau dinding beton setebal 15 cm dan untuk sinar–X industri bertegangan 250 kV memerlukan timbal 10 mm atau dinding beton setebal 50 cm. Penahan utama tersebut dirancang untuk laju dosis dengan penahan radiasi berkurang sebesar sepersepuluh dari laju dosis tanpa penahan radiasi atau disebut harga ketebalan sepersepuluh (Tenth Value Thickness, TVT). Dengan demikian, agar laju dosis berkurang seperseratusnya perlu penahan radiasi setebal dua TVT dan agar berkurang seperseribunya diperlukan penahan radiasi tiga TVT dan seterusnya.
Jika arah radiasi sinar-X terbatas hanya pada satu dinding saja, maka dinding tersebut dapat digunakan sebagai dinding penahan radiasi primer (primary shield wall), sedang dinding lainnya dapat lebih tipis dan disebut dinding penahan radiasi sekunder. Dengan penipisan pada dinding penahan radiasi sekunder, maka akan dapat menghemat biaya pembangunan pengungkung ruang sinar–X.
Karena pesawat sinar–X biasanya dioperasikan pada dasar atau diatas tanah, maka perlu mendapat perhatian daerah di atas dan di bawah ruangan sinar-X selain di sekeliling ruang sinar–X tersebut. Daerah-daerah tersebut harus ada tanda-tanda yang dapat dilihat dari ruang kontrol, sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak berada atau melewati daerah-daerah tersebut saat pesawat sinar-X dioperasikan.
Tanda-tanda untuk memberitahukan kepada khalayak di sekitar ruang sinar-X bahwa saat-saat tertentu pesawat tersebut dioperasikan, dapat digunakan dengan tanda cahaya atau tanda yang berbunyi, atau suara pemberitahuan. Khusus untuk pesawat sinar-X tanda-tanda peringatan tersebut harus beroperasi secara otomatis. Selain itu perlu penjelasan tertulis yang berkaitan dengan tanda-tanda peringatan tersebut. Misal sirene yang menyatakan pesawat sinar-X siap untuk dioperasikan, lampu berkedip-kedip berwarna merah yang menyatakan pesawat sinar-X sedang dioperasikan.

D. Elektrocardiografi (ECG)

1. Definisi EKG

Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Elektrokardiografi merupakan pemantulan aktiifitas listrik dari serat-serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, perekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak invasif, sudah tidak dapat lagi dihilangkan dari klinik.

2. Kegunaan EKG
Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui :
• Aritmia.
• Fungsi alat pacu jantung.
• Gangguan konduksi interventrikuler.
• Pembesaran ruangan-ruangan jantung.
• Iskemik miokard.
• Penyakit perikard.
• Gangguan elektrolit.

Fungsi elektrokardiografi adalah untuk mendeteksi pulsa listrik yang dibangkitkan oleh jantung melalui titik-titik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia dengan menghubungkannya melalui electrode.
Elektrokardiografi bekerja berdasarkan adanya pulsa listrik jantung. Alat ini dirancang dengan menggunakan komponen yang sifatnya peka terhadap arus, tegangan maupun frekuensi, maka penempatan alat pada ruangan perlu mendapat perhatian.

3. Prinsip Kerja EKG
Pada dasarnya prinsip kerja alat EKG merupakan suatu penguat (amplifier) yang berfungsi untuk memperkuat potensial listrik jantung dengan satuan mili Volt sehingga dapat tergambar pada monitor atau terekam pada kertas grafik.
Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :
• Denyut dan irama jantung.
• Posisi jantung di dalam rongga dada.
• Penebalan otot jantung.
• Gangguan aliran darah di dalam jantung.
• Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung.

4. Sop elektrokardiografi (EKG)

1. Persiapan Alat
• Mesin EKG, yang dilengkapi :
1) kabel untuk sumber listrik
2) kabel untuk bumi (ground)
3) Kabel elektroda ekstremitas dan dada
• Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat.
• Balon penghisap elektroda dada
• Jelly
• Kertas tissue
• Kapas Alkohol
• Kertas EKG

2. Persiapan Pasien dan Pelaksanaan
• Penjelasan (informed consent).
• Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.
• Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG.

Cara memasang EKG
 Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG.
 Nyalakan mesin EKG.
 Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan.
 Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur).
 Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
 Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki.
 Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
• V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4.
• V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4.
• V3 di antara V2 dan V4.
• V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5.
• V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5.
• V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu.
 Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
 Buat kalibrasi.
 Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal 6 beat).
 Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman.
 Semua electrode dilepas.
 Jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
 Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
 Matikan mesin EKG.
 Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam.
 Bersihkan dan rapikan alat

Perhatian :
 Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
 Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman.
 Saat merekam, operator harus menghadap pasien
Lead EKG
Terdapat 2 jenis lead :
1. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode.
• Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+).
• Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
• Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).

2. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode.
Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
Lead unipolar ekstremitas.
• Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+).
• Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+).
• Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
• Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
• Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
• Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
• Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.


E. DOPPLER

1. Definisi Doppler

Doppler merupakan alat yang digunakan untuk mendengarkan efek yang timbul akibat bergeraknya sumber bunyi atau bergeraknya pendengar.

2. Efek Doppler
Efek Doppler, dinamakan mengikuti tokoh fisika, Christian Andreas Doppler, adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah sumber gelombang yang diterima oleh pengamat, jika sumber suara/gelombang tersebut bergerak relatif terhadap pengamat/pendengar. Untuk gelombang yang umum dijumpai, seperti gelombang suara yang menjalar dalam medium udara, perhitungan dari perubahan frekuensi ini, memerlukan kecepatan pengamat dan kecepatan sumber relatif terhadap medium di mana gelombang itu disalurkan.
F. EKSTRAKSI VAKUM
1. Pengertian
Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu, kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama. Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh kontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum).
2. Sop Ekstraksi Vacum

i. Pengkajian Ulang dengan Syarat Khusus.
• Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
• Presentasi kepala.
• Cukup bulan (tidak prematur).
• Tidak ada kesempitan panggul.
• Anak hidup dan tidak gawat janin.
• Penurunan H III/III+ (Puskesmas H IV / dasar panggul).
• Kontraksi baik.
• Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan
ii. Persiapan Sebelum Tindakan
• Pasien
• Cairan dan slang infus sudah terpasang, Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
• Uji fungsi dan perlengkapan perlatan ekstraksi vakum.
• Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
• Medikamentosa
• Oksigen
• Ergometrin
• Prokain 1%
• Larutkan antiseptik (Povidon lodin 10%)
• Oksigen dengan regulator
• Set partus : 1 set
• Vakum ekstraktor : 1 setc. Klem ovum : 2
• Cunam tampon : 1
• Tabung 5 ml dan jarum suntik No. 23 (sekali pakai) : 2
• Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1
• Penolong (operator dan asisten)
• Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung : 3 set
• Sarung tangan DTT/steril : 4 pasang
• Alas kaki (sepatu/”boot” karet) : 3 pasang
• Lampu sorot : 1
• Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter : 1
iii. Tindakan
3. Instruksikan asisten untuk menyipakan ekstraktor vakum dan pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi telah tersedia.
4. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan ekstraksi vakum.
5. Bila penurunan kepala di atas H IV (0/5), rujuk ke Rumah Sakit.
6. Masukkan tangan ke dalam wadah yang mengandung larutan klorin 0,5%, bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan, lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut.
7. Pakai sarung tangan DTT/Steril yang baru.
iv. Pemasangan Mangkok Vakum
• Masukkan mangkok vakum melalui introitus, pasangkan pada kepala bayi (perhatikan agar tepi mangkok tidak terpasang pada bagian yang tidak rata/moulage di daerah ubun-ubun kecil).
• Dengan jari tengah dan telunjuk, tahan mangkok pada posisisnya dan dengan jari tengah dan telunjuk tangan lain, lakukan pemeriksaan di sekeliling tepi mangkok untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit di antara mangkok dan kepala.
• Setelah hasil pemeriksaan ternyata baik, keluarkan jari tanan pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya.
• Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan (membuat vakum dalam mangkok) secra bertahap.
• Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau -2 (Malmstroom) setelah 2 menit, naikkan hingga skala 60 (silastik) atau -6 (Malmstroom) dan tunggu 2 menit.
Ingat : Jangan gunakan tekanan maksumal pada kepala bayi, lebih dari 8 menit.)
• Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase acme) pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut dengan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih efektif.
v. Penarikan
• Pada fase acme (puncak) dari his, minta pasien untuk mengedan, secara simultan lakukan penarikan dengan perineum yang baku) dilakukan pada saat kepala mendorng perineum dan tidak masuk kembali.
• Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada tarikan kedua. Episiotomi pada pasien dengan perineum yang kaku) dilakukan pada saat kepala mendorong perineum dan tidak masuk kembali.
• Bila tarikan ketiga dilakukan dengan benar dan bayi belum lahir, sebaiknya pasien dirujuk (ingat : penatalaksanaan rujukan).
• Apabila pada penarikan ternyata mangkuk terlepas hingga dua kali, kondisi ini juga mengharuskan pasien dirujuk.
• Saat subosiput berada di bawah simfisis, arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah berturut-turut dahi, muka dan dagu.



vi. Melahirkan Bayi
• Kepala bayi dipegang biparietal, gerakkan ke bawah untuk melahirkan bahu depan, kemudian gerakkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang, kenudian lahirkan seluruh tubuh bayi.
• Bersihkan muka (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih, potong tali pusat dan serahkan bayi pada petugas bagian anak.
G. INKUBATOR BAYI
1. Pengertian
Inkubator Bayi adalah sebuah wadah tertutup yang kehangatan lingkungannya dapat diatur dengan cara memanaskan udara dengan suhu tertentu yang berfungsi untuk menghangatkan bayi. Inkubator Bayi membutuhkan kelembaban yang stabil agar kondisi dalam incubator tetap terjaga sesuai dengan set point. Menurut data statisitik pengukuran dan kalibrasi yang dilakukan oleh BPFK Surabaya th 2006-2007, terjadi kecenderungan masalah pada kelembaban dan Over Heat pada matras. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dirancang sebuah pengendalian temperature dan kelembaban udara pada tabung Inkubator Bayi secara on-off. Dari hasil pengukuran diperoleh tingkat ketelitian pembacaan kelembapan 1.498 %RH dan tingkat ketelitian pembacaan temperatur 1.642 . Dari hasil uji sistem kontrol diperoleh respon kontrol untuk trakcing setpoint pada 60%, 70% dan 75 %.
Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan /stabil. Pada modifikasi manual-otomatis inkubator bayi , terdapat sebuah boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas digunakan untuk meletakkan sensor , display sensor , kontroler , rangkaian elektronik. Sedangkan pada boks bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat , yang digunakan untuk meletakkan heater , tempat / wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah sensor suhu (PT100) dan sensor kelembapan , dimana sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan diletakkan di dalam boks tidur bayi (di luar boks kontrol). Pada sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus sebagai driver sensor yang digunakan untuk mengetahui serta memberikan setting suhu dan kelembapan dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki. Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi sebagai pemanas ruangan , sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara panas yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi melalui selang. Sebagai kontrolernya , digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A. Dimana PIC tersebut juga berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol dengan komputer (CPU) secara serial
supaya dapat memberikan tampilan serta dapat memberikan setting suhu sesuai dengan yang dikehendaki melalui komputer.

2. Prinsip kerja Inkubator Bayi
Ketika power dinyalakan, actuator akan memiliki 2 kondisi. Aktuator dalam kondisi tidak aktif bila kondisi suhu boks tidur bayi lebih besar dari suhu yang telah disetting. Sebaliknya , aktuator dalam kondisi aktif bila kondisi suhu boks tidur bayi lebih kecil dari suhu yang telah disetting. Sensor selalu aktif karena sensor akan mendeteksi suhu dan kelembapan boks tidur bayi secara terus menerus. Data dari sensor suhu langsung tertampil dalam display pada boks kontrol dan juga tertampil di komputer. Dimana pada sistem ini digunakan kontrol PID yang diatur di dalam TZN4S-14C sehingga setiap perubahan suhu yang terjadi dapat lebih presisi. Sedangkan untuk kelembapannya hanya dapat diatur melalui drivernya saja, dan tidak dapat disetting kelembapan ruangan melalui komputer. Data suhu yang dideteksi oleh PT100 masuk ke dalam TZN4S-14C (driver sekaligus display PT100). Output dari TZN4S-14C akan menjadi inputan sinyal bagi PIC. Pada awalnya data input dari TZN4S-14C diterima oleh PIC melalui port RA0 berupa inputan sinyal analog kemudian diubah menjadi sinyal digital oleh ADC yang langsung tersedia didalam PIC sebelum data tersebut akan dapat ditampilkan melalui komputer. Output dari PIC dikirim menuju komputer secara serial melalui RS-232 yang terhubung dengan port serial komputer. Data yang diterima komputer diubah menjadi sebuah tampilan suhu melalui program Visual Basic. Selain memberikan tampilan / display suhu yang sesuai dengan tampilan pada TZN4S-14C , melalui program Visual Basic kita juga dapat memberikan setting suhu boks bayi melalui komputer.


PENUTUP
A. Kesimpulan

Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Suction pump adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak berguna atau partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul.
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
Doppler merupakan alat yang digunakan untuk mendengarkan efek yang timbul akibat bergeraknya sumber bunyi atau bergeraknya pendengar.
Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi.
Inkubator Bayi adalah sebuah wadah tertutup yang kehangatan lingkungannya dapat diatur dengan cara memanaskan udara dengan suhu tertentu yang berfungsi untuk menghangatkan bayi.



Minggu, 24 Juli 2011

TUGAS
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN BUGIS

DI SUSUN OLEH :
PUSPITA SARI
P10.752
DOSEN : DRS. LA DUPAI, M.Kes

TINGKAT ID
AKBID PELITA IBU KENDARI
2010

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERKAWINAN ADAT BUGIS
Pihak laki-laki mendatangi rumah pihak perempuan untuk menanyakan kepada orangtua perempuan, apakah anak perempunnya sudah mempunyai calon atau belum? jika jawabannya belum maka baru diadakan pembicaraan antara kedua pihak
Setelah diadakan pembicaraan, pihak laki-laki mendatangi kembali rumah pihak
perempuan untuk melamar.
Dalam melamar harus ada pembicaraan mengenai mahar yang dipinta oleh pihak
perempuan, termasuk juga uang yang akan diberikan dan juga berupa bahan pokok.
Satu minggu sebelum acara pernikahan calon pengantin perempuan dilarang untuk
keluar rumah dan ibunya memberikan ketan hitam dan telur rebus sepiring yaitu
sebagai tanda bahwa dia telah dilamar.
Kedua calon pengantin terpisah tempat sebelum akad nikah.
Setelah satu minggu maka malam harinya diadakanlah acara Bersanji dan calon
pengantin perempuan disuruh untuk membaca Alquran yang dibimbing oleh ayahnya.
Setelah acara tersebut selesai maka dilanjutkan kembali acara “Mabbedda’ dan
Meppacci” yang mana “Mabbedda” artinya keluaga dekat dari calon pengantin
perempuan memberikan ucapan selamat beserta hadiah yang berupa kado atau
undangan dan memberikan bedak sedikit ke wajah calon pengantin perempuan dan begitu
juga dengan “Mappacci” memberikan Inai ke telapak tangannya, begitu seterusnya
secara bergantian.
Besok paginya baru diadakan akad nikah. Sebelum akad nikah calon pengantin laki-laki
dan keluarganya mengantarkan Serah-serahan yang mana Serah-serahan tersebut
didalamnya harus ada sandal, beberapa kosmetik, beberapa pakaian dalam, handuk,
buah-buahan dan sarung yang dibentuk seperti burung yang mana di paruhnya
diletakkan sebuah cincin dan yang terpenting adalah “Sompah” yang artinya
perjanjian tanah yang akan diberikan kepada calon pengantin perempuan setelah
menikah.
Ketika pihak laki-laki datang mengantarkan Serah-serahan, cepat-cepat
keluarga dari pihak perempuan menjemput kedatangannya dengan sambutan berupa
musik genderang dan silat.
Setelah akad nikah kedua pengantin berganti pakaian yaitu pakaian adat Sulawesi
Selatan “BAJU BODO”.
Selanjutnya kedua pengantin turun ke panggung untuk menemui para tamu sampai
selesai makan siang, setelah itu para tamu ke panggung untuk memberikan
ucapan selamat dan memberikan hadiah berupa kado atau undangan dengan diiringi
musik.
Setelah itu kedua pengantin masuk kerumah kembali dan berganti pakaian.
Setelah berganti pakain kedua pengantin pergi ke rumah pihak laki-laki untuk
menemui mertuanya yang disebut “MEROLA”, pengantin dilarang berjalan tetapi
digendong oleh keluarganya sendiri. Setelah sampai di rumah mertua kedua pengantin
di hamburkan beras sebelum memasuki rumah.
Didalam Merola ada yang namanya “MEMMETOA”yang artinya keluarga dekat dari
pengantin laki-laki secara bergantian memberikan ucapan selamat kepada kedua
pengantian dan memberikan kado atau undangan.
Setelah acara memmetoa selesai, kedua pengantin harus pulang ke rumah keluarga
perempuan sebelum menjelang malam. Kedua pengantin berganti pakaian kembali
dan melanjutkan acara pesta malam sekitar pukul 20.00 sampai 22.00. setelah jam
22.00 kedua pengantin masuk kembali kerumah untuk berganti pakaian bebas dan
ikut bergabung bersama dalam pesta malam bebas atau pesta panitia.
Besok malam, diadakan kembali Bersanji dan setelah selesai, semua hiasan yang ada
dirumah dibuka. Dilanjutkan kembali acara pembubaran panitia dan setelah itu
pembukaan kado.
Dalam pembukaan kado dan undangan ada hal yang harus diperhatikan adalah semua kado
diambil oleh pengantin dan membagikannya kepada para panitia sedangkan undangan dibagi
dalam 2 tahap
- Tahap pertama : Undangan dalam acra Mabbedda, Mappacci dan Merola diambil
oleh pengantin
- Tahap kedua : Undangan dari para tamu yang di panggung diambil oleh ibu dari
pengantin perempuan

















ASPEK SOSIAL BUDAYA BERKAITAN DENGAN HIBURAN KHUSUS ADAT BUGIS



MATTOJANG merupakan permainan masyarakat Bugis yang berasal dari kata tojang. Dalam bahasa Bugis lain, mattojang juga disebut mappare dari kata pere.
KATA tojang dan pere mempunyai arti sama yaitu ayunan. Jadi mattojang merupakan permainan ayunan atau berayun.

TUJUAN MATTOJANG
Pada umumnya, mattojang diselenggarakan dalam memeriahkan pesta tertentu, seperti pesta panen, pernikahan, dan kelahiran bayi.
Dalam masyarakat Bugis tradisional, permainan itu diselenggarakan kalangan bangsawan atau raja atau penguasa adat. Kehadiran permainan itu tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan masyarakat Bugis kuno.
Menurut mitos yang melatarbelakangi penyelenggaraan permainan itu bertujuan mengingatkan kembali prosesi diturunkannya manusia pertama yaitu batara guru dari botting langi atau kayangan ke bumi.
Batara guru diturunkan ke bumi dengan tojang pulaweng atau ayunan emas. Batara guru kemudian dianggap sebagai nenek moyang manusia dan merupakan nenek dari Sawerigading, tokoh legendaris yang terkenal dalam mitos rakyat Bugis. Kemudian berkembang dalam bentuk permainan sebagai tanda syukur atas berhasilnya panen.

BAGAIMANA MEMAINKANNYA...?
Mattojang, terdiri atas dua batang kelapa atau bambu betung dengan tinggi 10 meter untuk tiang ayunan. Tali yang terbuat dari kulit kerbau dililit dan panjangnya sedikit lebih pendek dari tiang ayunan.
Tudangeng merupakan tempat duduk yang terbuat dari kayu. Kemudian peppa yaitu alat penarik ayunan yang terbuat dari rotan atau tali sabut yang panjangnya tiga sampai beberapa meter. Salah satu ujung peppa dikaitkan ke bagian bawah larik.
Mattojang dilakukan minimal tiga orang. Seorang berayun dan dua lainnya menarik dan mengayun-ayunkan kemuka dan ke belakang silih berganti. Pengayunan itu disebut padere. Di Desa Pacekke, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, peserta mattojang harus berusia 40 tahun ke atas.
Adapun tinggi tiang yang digunakan sekira tujuh meter. Seluruh peserta wajib mengenakan pakaian adat, seperti baju bodo. Pemain baru dianggap menang jika berhasil menjatuhkan lepak-lepak (makanan seperti buras) yang sengaja diikat di tali ayunan.