Kamis, 12 April 2012

Epidemiologi Kesehatan Jiwa



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi (Penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan atau kejadian spesifik pada populasi. Epidemiologi merupakan ilmu yang menjelaskan kejadian penyakit yang ada di masyarakat (Last, 1988 dikutip dari : Ilmu Keperawatan Komunitas teori dan praktek).
Pada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) yang dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir ini , data tersebut dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gcjolak-gejolak lainnya diseluruh daerah. Bahkan masalah dunia internasionalpun akan lkut memicu terjadinya peningkatan tersebut.
Studi Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa negara menunjukkan bahwa hari-hari produktif 'yang hilang atau Dissabiliiy Adjusted Life Years (DALY's) sebesar 8,1% dari Global Burden of Disease, disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa. Angka ini lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakit Tuberculosis(7,2%), Kanker(5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) maupun Malaria (2,6%). Tingginya masalah tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatan lainnya yang ada dimasyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan "Kesehatan" adalah: "Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis".
Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). dari unsur "badan" (organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan “sosial” (sosio-kultural), yang tidak dititik beratkan pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan "kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”.
Dan definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan" dan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan suatu masalah yakni “Bagaimanakah Epidemilogi Kesehatan Jiwa” ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
2. Untuk menjadi sumber dalam pembuatan makalah selanjutnya yang terkait.



















BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa yunani, yaitu (Epi : Pada; Demi : Penduduk; Logos : Ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Menurut buku Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat oleh Soekidjo epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit dan determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
Menurut buku Pengantar Epidemiologi oleh Azrul Azwar, epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Kamus Kedokteran, epidemiologi merupakan penyakit tentang wabah penyakit menular yang berjangkit secara cepat di daerah yang luas.

B. Epidemiologi Dari Berbagai Aspek
Aspek Akademik
Analisa data kesehatan, sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengiterpretasi dan mengidentifikasi perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
Aspek Klinik
Suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insiden atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemiologi.
Aspek Praktis
Ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum
Aspek Administrasi
Suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

C. Peranan Epidemiologi
Peranan epidemiologi antara lain :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.
c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi dan menanggulangi.
e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang perlu dipecahkan

D. Ruang Lingkup Epidemiologi
Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kesehatan antara lain :
 Penyakit infeksi dan menular
 Penyakit tidak infeksi dan tidak menular
 Semua masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat
Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
Contoh ruang lingkup epidemiologi :
a. Epidemiologi Penyakit Menular
b. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
c. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
d. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
e. Epidemiologi Kesehatan Kerja
f. Epidemiologi Kesehatan Darurat
g. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
h. Epidemiologi Perencanaan
i. Epidemiologi Perilaku
j. Epidemiologi Genetik
k. Epidemiologi Gizi
l. Epidemiologi Remaja
m. Epidemiologi Demografi
n. Epidemiologi Klinik
o. Epidemiologi Kausalitas
p. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan

E. Epidemiologi kesehatan jiwa
Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan "Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut: "Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.
Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merasa senang terhadap dirinya serta
• Mampu menghadapi situasi
• Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
• Puas dengan kehidupannya sehari-hari
• Mempunyai harga diri yang wajar
• Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
• Mampu mencintai orang lain
• Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
• Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
• Merasa bagian dari suatu kelompok
• Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah" dirinya
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
• Menetapkan tujuan hidup yang realistis
• Mampu mengambil keputusan
• Mampu menerima tanggung jawab
• Mampu merancang masa depan
• Dapat menerima ide dan pengalaman baru
• Puas dengan pekerjaannya
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.
Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak.
Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:
• Menemukan kepuasan dalam hidup
• Membina hubungan yang erat dan sehat
• Menetapkan tujuan dan mencapainya
• Menghadapi maju mundurnya kehidupan
• Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah
Penilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung:
• Merasa hidup ini sulit dikendalikan
• Merasa stres
• Menghindari tantangan hidup
• Memikirkan kegagalan
Beberapa upaya untuk membangun penilaian diri:
1. Seseorang harusjujur terhadap diri sendiri.
2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangan dan kelebihannya.
3. Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya.
4. Menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya dengan tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan, tetapi tidak boleh terlalu memaksakan diri sendiri.
Apabila seseorang mengalami perubahan maka akan tcrjadi reaksi baik secara jasmani maupun kejiwaan yang disebut dengan stres. Sebagai contoh misalnya para karyawan atau manajer merasakan stres apabila ada pekerjaan yang menumpuk atau jika ada kesulitan dalam hubungan kerja.
Stres dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu, karena stres merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan. Pada umumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami stres.
Reaksi seseorang terhadap stres dapat bersifat positif maupun dapat bersifat negatif. Reaksi yang bersifat negatif atau merugikan, jika terjadi keluhan atau gangguan pada orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yang menjadi pendorong agar orang berusaha. Stres yang bersifat negatif/merugikan dapat terjadi apabila stres terlalu berat atau berlangsung cukup lama.
Faktor yang menyebabkan stres disebut sebagai stresor. Ada beberapa macam penyebab stres:
1. Stresor fisik/jasmani, antara lain:
Suhu dingin/panas, suara bising, rasa sakit, kelelahan fisik, polusi udara, tempat tinggal tak memadai dan sebagainya.
2. Stresor psikologik, antara lain:
Rasa takut, kesepian, patah hati, marah, jengkel, cemburu, iri hati
3. Stresor sosial-budaya, antara lain:
Hubungan sosial, kesulitan pekerjaan, menganggur, pensiun, PHK, perpisahan, perceraian, keterasingan, konflik rumah tangga.

Stres dapat berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan kejiwaan seseorang:
1. Reaksi yang bersifat jasmani dapat berupa:
Jantung berdebar-debar, otot tegang, sakit kepala, sakit perut/diare, lelah, gangguan makan, eksim.
2. Reaksi yang bersifat kejiwaan dapat berupa:
Sukar konsentrasi, sukar tidur, cenderung menyalahkan orang lain, cemas, menarik di r i , menyerang, mudah tersinggung.
3. Pada tahap yang berat stres dapat menimbulkan:
Penyakit fisik (misal tekanan darah tinggi, asma berat, serangan jantung dan sebagainya)

Stres tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini terdapat12 langkah pengendalian stres:
1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik:
Belajar hidup tertib dan teratur dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
2. Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat yang bersamaan:
Misalnya pindah rumah, pindah pekerjaan dan sebagainya. Memberi waktu untuk menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yang baru sebelum melangkah lebih lanjut.
3. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya.
4. Menerima lingkungan sebagaimana adanya.
5. Berbuat sesuai kemampuan dan minat.
6. Membuat keputusan yang bijaksana.
7. Berpikir positif.
8. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang dapat dipercaya.
9. Memelihara kesehatan din sendiri.
10. Membina persahabatan dengan orang lain.
11. Meluangkan waktu untuk diri sendiri:
Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau rekreasi.
12. Melakukan relaksasi:
Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk mengendorkan ketegangan otot yang diakibatkan oleh stres.













BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi (Penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan atau kejadian spesifik pada populasi. Epidemiologi merupakan ilmu yang menjelaskan kejadian penyakit yang ada di masyarakat (Last, 1988 dikutip dari : Ilmu Keperawatan Komunitas teori dan praktek).
Epidemiologi dari berbagai aspek terdiri atas : a. Aspek akademik, b. Aspek klinik, c. Aspek praktis, d. Aspek administrasi.
Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.
Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak.


DAFTAR PUSTAKA

Eka, Arsita. 2011. Ilmu KesehatanMasyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika.
Pengantar Keperawatan Komunitas , Oleh Wahit Iqbal Mubarak,SKM, penerbit Sagung Seto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar